Satu Kata Indonesia
SATU KATA INDONESIA
Pagi ini Matahari telah terbangun, suasana sejuk mengiringi saat ku
buka jendela. Terdengar suara burung – burung berkicauan diatas ranting pohon
besar depan rumah. Tak mau kalah suara
rombongan orang ke pasar pun ikut terdengar ditelingaku.
Hari ini Aku berencana pergi ke Jakarta guna mengikuti seminar
Arsitektur yang diselenggarakan oleh Ikaktan Arsitek Indonesia ( IAI ). Kepergianku
ditemani oleh sahabat karibku, namanya Sofyan. Dia merupakan anak yang rajin,
sopan, cerdas tak sombong pula. Hal ini yang membuat Aku merasa senang bila
mempunyai patner belajar seperti Sofyan. Sofyan punya hobi yang bisa dibilang
hebat, hobinya kerap sekali dibayar oleh orang. Kegemaranya dalam bidang gambar
membuatnya sukses sekarang ini. Motivasi dia hanyalah Menolong Sesama, hanya
itu.
“Zah,
Zah, jadi ngga ke Seminar?” suara Sofyan
didepan pagar terdengar begitu jelas.
Segera
ku berlari menuju halaman, “Pasti jadilah, ayo masuk. Masih pagi, sambil nunggu
bis mari sarapan dulu.” Sahutku sembari mempersilahkan masuk.
“Alhamdulillah
kalo jadi. Waduh Zah saya barusan
sarapan di Warteg, lain kali saja ya.”
“Ok
deh, Aku tak Sarapan dulu ya? Sebentar lagi jam 8 kita berangkat ke Terminal”
Setelah ku sarapan, Jam 8 Aku dan Sofyan berangkat menuju Terminal.
Sesampainya disana segera ku beli tiket
jurusan Jakarta. Telah ku bawa bekal makanan secukupnya untuk mengisi perut ku
yang suka protes. Hehehe...
Jam 8 lewat 25 menit Bis kami berangkat menuju Jakarta.
“Zah,
ngomong-ngomong kamu punya proyek di Jakarta yaa?” Tanya Sofyan kelihatan
penasaran sekali.
“Ahh,
yang mana Yan. Mana mungkin ku punya proyek diluar kota.” Jawab Ku sambil
bercanda.
“Yang
bener Zah, inget pesan Pak Yanto. Kita itu harus Jujur lhoo...” Sahut Sofyan
dengan raut wajah serius banget.
“Yayaya,
Aku memang punya proyek di Jakarta dekat tempat seminar kita. Sebenarnya Aku
itu mau perlihatkan sesampainya disana, ehh kamu malah udah tahu. Ya sudah.”
“Haahaha...
Hebat! Aku tahu ini juga karna ku baca Gambar Drawing Engineering Desaign mu itu, yang tadi Pagi di
Meja, Aku ikut bangga punya teman yang bisa berkarya.” Tawa Sofyan penuh
gembira.
Matahari telah kembali pulang diwaktu senja, Alhamdulillah kami
sampai di Jakarta dengan selamat. Segera Ku dan Sofyan bergegas menuju ke
Kantor Sekretariat Ikatan Arsitek Indonesia yang jaraknya dari Terminal Bis cukup dekat. Kedatangan
Ku dan Sofyan disambut hangat oleh penyelenggara seminar.
“Selamat Datang, terima kasih telah bersedia menghadiri seminar
ini” Sambut penyelenggara seminar didepan pintu masuk.
Aku terkagum melihat kemegahan Arsitektur dilingkungan seminar.
Perpaduan Arsitektur kuno dan modern sangat dinamis dan elok dipandang. Jarum
panjang telah menunjuk angka delapan, seminar pun dimulai. Para tokoh Arsitek
Besar bergantian berbagi pengalaman mengenai dunia Arsitektur.
Tak lama kemudian, tibalah
saat sesi Tanya Jawab. Bagian inilah yang ku tunggu-tunggu dari tadi. Ku ajukan
pertanyaan dengan penuh semangat.
“Nama
saya Hamzah Hermanto, dari Fakultas Arsitrktur Universitas Tunas Bangsa
pertanyaan saya yaitu Bagaimana merancang bangunan yang ramah lingkungan
mengingat sekarang ini isu pemanasan global semakin mengancam kondisi Bumi
kita”
Pertanyaan ku pun langsung dijawab oleh Narasumber. Respon
Narasumber sangatlah bagus. Bahwa sebagai Perencana Bangunan atau Arsitek itu
harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Terlebih di Negara kita yang
sangat subur ini, harus diperhatikan agar tidak merusak lingkungan sekitar.
Perencanaan bangunan yang memperhatikan perbandingan 40 % untuk areal Hijau dan
60 % untuk areal bangun merupakan salah satu alternatif merencanakan bangunan
yang ramah lingkungan. Selain itu penggunaan material dan teknologi yang ramah lingkungan juga salah satu alternatif daripada konsep Green Building.
Pukul 10 malam seminar selesai, sedih rasanya karena harus berpisah
dengan orang-orang hebat disana ditambah Sofyan pamit pulang lebih awal disaat
acara belum selesai karena Ibunya sakit keras. Namun jika ku tetap bersedih tak
akan membawa ku maju. Ku harus dapat berkarya, berkarya dan berkarya untuk
melambungkan nama Indonesia dimata Dunia.
Dinginya malam
Ibukota menusuk tulangku lengkap dengan serangan nyamuk yang mengusik ditelingaku. Ku singgah di Halte
terdekat untuk ku menginap karena uang saku yang ada tidak cukup untuk menyewa
penginapan hanya cukup untuk beli tiket.
Keesokanya....
Allohu
Akbar, Allohu Akbar.....
Ku
terbangun mendengar suara Adzan Shubuh yang sangat merdu terdengar ditelingaku.
Segera ku menuju Masjid dan menunaikan Sholat Shubuh.
Hari semakin siang, ku putuskan untuk pulang kerumah karena tidak
ada lagi biaya untuk berlama-lama di Jakarta. Diperjalanan perutku mulai tak
bersahabat, namun apalah daya tidak ada uang untuk beli makanan. Hari itu juga ku tiba dirumah, perasaan senang
menyelimuti karena Aku dapat kembali dengan selamat.
“Assalamu’alaikum?
Bu Hamzah pulang” Salamku dengan nada lemas.
“Waalaikum
salam, Alhamdulillah nak. Akhirnya kamu sampai dirumah dengan selamat. Pasti
lapar yaa? Ayo masuk Ibu sudah siapkan makanan didalam.” Sambut ibu penuh
gembira.
“Oh,
bener bu?” nada semangat ku muncul ketika mendengar makanan.
“Iya,
tapi mandi dulu biar enak makanya” saran Ibu.
Langsung
saja ku bergegas mandi dan makan selanjutnya istirahat untuk menghilangkan rasa
lelah.
Hari demi hari, minggu demi minggu dan tahunpun berganti tahun
telah ku lalui belajar di Fakultas Arsitektur Universitas Tunas Banggsa.
Tibalah saatnya ku Wisuda, sekarang ini telah tersemat gelar Sarjana Arsitektur
dinamaku. Aku bangga dengan prestasi ini, namun ku ingin melanjutan S2 diluar
negeri. Keterbatasan biaya tidak memungkinan Aku bisa melanjutkan S2.
Dengan
kompetensiku, ku kumpulkan sedikit-demi sedikit uang untuk biaya melanjutkan
S2. Banyak sayembara ku ikuti, Alhamdulillah Aku dapat Predikat yang baik dan
kudapatkan Uang dari Sayembara itu.
Di Senja hari ini ku melamun
sendiri disudut rumah memikirkan impianku melanjutkan S2. Tiba – tiba.... Gubrak.... Gubrakk... Suara itu mengagetkan ku.
“Hey...
hati-hati.” Responku setelah kaget.
Tak
lama muncul sosok pemuda yang tak asing yaitu Sofyan.
“Kamu
Yan, bikin kaget aku saja. Ngapain kemari?” tanya ku.
“Biarin,
ngagetin orang melamun itu enak lho... Hehehe. Ini Zah aku ada Proyek di
London. kamu bisa ngga merencanakan tata ruang kota disana?” Jawab Sofyan.
“Yakin
nih, emangnya kamu kenapa kok dilemparkan ke Aku? Itu kan Proyek besar.” Penasaran
bertanya ke Sofyan.
“Aku
sudah punya proyek di Jawa Barat, ngga mungkin aku ambil semua dengan melihat
temanku sedang dalam keadaan susah, aku juga tahu impianmu melanjutkan S2
keluar negeri” penjelasan Sofyan ke Aku.
“Wahh,
terima kasih banget Yan. Ini merupakan kesempatan pertama yang kudapatkan. Oh
ya kapan ku dapat berangkat ke London?” penuh senang bertanya-tanya.
“Besok
kamu berangkat! Hati-hati yaa” dengan singkat Sofyan menjawab.
Detik itu juga Aku beritakan ke semua keluargaku mengenai
keberangkatan ku ke London. Semua menyambut gembira dan sedih karena Aku akan
jauh dengan mereka.
Di
Shubuh hari Aku tack off dari Bandara menuju London, perasaan senang
yang teramat senang mengiringiku dalam perjalanan ke London. Sesampainya disana
ku melepas lelah untuk istirahat sebelum ku mulai bekerja esok.
Hari pertama ku bekerja aku didampingi oleh Mr. James untuk
mensurvai keadaan lingkungan yang akan dibenahi tata ruang kotanya. Banyak
sekali permasalahan yang ku dapatkan dari hari pertama ku bekerja. Semua data
ku kumpulkan sebagai konsep merencanakan tata ruang kota. Seminggu ku bekerja
didepan Laptop, segala imajinasiku ku tuangkan dalam lembar kerja. Tibalah saat
penyerahan gambar rencana ke Mr. James untuk selanjutnya dilaksanakan
dilapangan.
“Mr.
Hamzah this planning is very good. I hope you can be a gift from god. Thank You”.
Doa
Mr. James dengan sangat yakin.
“ you're
welcome Mr.” jawabku singkat.
Seminggu ku bekerja, Alhamdulillah kudapat hasil dari kerja
kerasku. Bahkan lebih dari biasanya yang kerap kudapatkan di Indonesia. 10%
dari dana perencanaan kota telah kugenggam.
Kini ku dapat melanjutkan pendidikan S2 di London. Dan setelah satu
tahun lamanya ku berhasil menyandang gelar Megister Arsitektur dari Universitas
ternama di London. Selama ku menjadi Mahasiswa di London penghargaan demi
penghargaan telah ku dapatkan dari karya – karya ku yang telah dimuat oleh
majalah-majalah ternama didunia.
Selesainya
program pasca sarjana ku, Aku putuskan untuk kembali ke Indonesia dan
mengabdikan kompetensi yang Aku punya untuk kemajuan Indonesia yang tercinta.
Salam
Indonesia Jaya.......!!!
Cerpen Karangan :
Nama :
Zaenul Alim
Facebook :
Zaenul Zeen
Zaenul Alim lahir di Banyumas, 11 April
1998. Memiliki nama pena Zain Aliem, merupakan siswa di SMK Negeri 2
Purwokerto.